Mar 24, 2014

#2 : Keresahan Damar

Entah mengapa, aku tidak bisa menerima bila Kiera mengeluarkan kata 'putus', yang mungkin sudah kesekian kalinya. Sekalipun sudah berulang kali Sara menjajakkan nasehat-nasehatnya, dan sudah berulang kali hatiku menyetujui untuk berakhir, tapi akhirnya aku memilih untuk bertahan dengan gadis yang menjadi kekasihku sejak di bangku SMP. Gadis yang cerdas, periang, tapi pencemburu. Sangat.
Lucunya, ia bagaikan kedua sahabatku menjadi satu tubuh dan jiwanya. Pribadi Kiera terbagi dalam diri Sara yang pintar dan Rana yang supel. Kiera tidak menyukai kedekatanku dengan keduanya, tapi aku bersikap tak acuh dengan hal itu. Padahal, seorang Airlangga Damar Putra bukanlah orang yang suka dikekang, apalagi dilarang, tetapi malah bertahan dengan gadis ini. Tetapi apa benar aku ingin berakhir karena sikap Kiera, ataukah ada alasan lain yang belum mau diakui hatiku?

***

Mar 17, 2014

#1 : Imaji Sara

Kalau bukan bersama mereka, aku tak tahu lagi harus bagaimana menjalani hari-hari terakhirku di tempat ini. Semenjak aku kenal keduanya, aku sudah sangat terbiasa dengan keberadaan mereka. Hilang satu seperti kehilangan sepertiga jiwa. Mungkin terdengar berlebihan, tapi itulah arti mereka bagi seorang aku.
Dulu, aku sering hilang ditelan keramaian karena imajinasiku sendiri. Aku terlalu sering asyik dengan duniaku sendiri sebelum akhirnya membawa mereka, dua orang itu, masuk ke dalam dunia dongeng seorang Sara Ernesia.

***